Ada banyak hal yang membuat
hujanku kali ini nampak berbeda
Tapi aku tetap menyukainya
Baunya...
rinainya...
dan kenangannya...
Ah, kado Tuhan memang tetap
selalu menjadi yang terindah. Aku tidak meminta, tapi dia datang begitu saja.
Kali ini, aku tidak bisa memandangi hujan dibalik jendela kamar. Seperti dulu
itu, kamu pasti ingat...
Semesta yang menciptakannya,
termasuk ketika aku sedang menjelajah ingatan seperti saat ini. Ketika dia
datang tanpa aba-aba, aku segera terbangun dari tidur singkatku dan berlari
menuju lantai tiga kamar kosku yang baru. Disini aku bisa melihatmu...
sepuasku... seperti dulu itu, kamu pasti ingat...
Terima kasih, hujanku. Terima
kasih telah datang dengan tenang. Terima kasih telah bersedia menyapa kotaku,
kota kenangan kita...
Sekali lagi, selamat datang
hujan di bulan oktoberku...