About Me

Foto saya
Manusia biasa◕Ilmu Komunikasi UMM'11◕photography◕write ◕strawberry◕yellow◕Book◕Luar Negeri◕music◕Reporter'Bestari Newspaper'◕‿◕Semangat Sampai Tetes Darah Terakhir◕‿◕

Jumat, 21 September 2012

Sebab, Aku Lebih Percaya Tuhan

Kamu : Sudah paham kan, kalau hidup ini pilihan. Tinggal mana yang lebih kamu pilih dan percaya. Aku atau dia?
Aku : Sudah pasti aku percaya dan pilih kamu.
Kamu : Tapi hati kamu masih membawa kenangan tentangnya yang masih sempurna dikepala.
Aku : Sudah kubilang, aku percaya dan pilih kamu. Perlu kamu tahu, setiap detik senang dan sedih yang kita ciptakan sekarang, pada akhirnya namanya akan tetap sama: kenangan.
Kamu : Tapi aku tidak suka kalau kamu masih menyimpan kenangan bersamanya.
Aku : Kamu egois sekali, sayang
Kamu : Apa boleh buat, aku terlalu cinta kamu. Aku ingin kamu menjadi perempuan yang tegar, sayang.
Aku : Aku sayang kamu, sayang yang tumbuh karena cinta yang semakin berkualitas. Yang tumbuh karena jemarimu dengan erat menggenggam jemariku. Aku yakin, semua ini hanya butuh proses dan menunggu waktu.
Kamu : Tapi aku cemburu. Cemburuku sangat besar terhadapnya.
Aku : Bukankah cemburu itu sebuah kewajaran, sayang? Apa yang harus aku perbuat kalau cemburumu lebih kecil dari perasaan ingin melindungiku itu?
Kamu : Aku lelah denganmu. Dan dengan semua kenanganmu!
Aku : Aku hanya tak ingin menjadi keruh dalam bening isi gelasmu. Jika pada akhirnya kamu lelah, aku tetap ingin bertahan. Tumpahkanlah keruh itu dan isi dengan yang lebih bening. Aku tak apa. Aku bertahan. Namun, bertahan sendirian bukanlah jalan keluar. Aku butuh kamu. Karena aku akan menggenapimu. Karena aku menerima keruh masa lalumu yang tidak sempurna kau ceritakan.
Kamu : Kamu tidak percaya kalau sudah tidak ada lagi yang aku sembunyikan darimu?
Aku : Jika aku selalu ada, namun kamu lebih memilih untuk tak menganggapku ada, aku bisa apa?
Jika aku selalu berucap aku percaya padamu, namun kamu lebih memilih berkata itu hanya omong kosong, aku bisa apa? Aku tidak apa-apa kamu tidak menganggapku ada dan mengataiku beromong kosong. Sungguh. Aku masih percaya, bahwa Tuhan akan lebih percaya padaku. Bahwa Tuhan Mendengar doaku yang kini telah kuselipkan namamu. Sebab aku yakin, Tuhan lah yang paling Maha Memahami.-->

-->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar